Press ESC to close

Menggunakan rsync untuk Backup Antar Server di Rocky Linux

WhatsAppTelegramFacebookXThreadsCopy Link

Pernah kehilangan data penting karena server tiba-tiba bermasalah? Atau mungkin Anda ingin punya backup otomatis antar server agar lebih tenang, tapi bingung mulai dari mana? Tenang—Anda tidak sendiri. Banyak pengguna Rocky Linux yang masih ragu melakukan backup lintas server karena takut salah konfigurasi.

Untungnya, ada alat yang sederhana namun sangat powerful: rsync. Dengan rsync, Anda bisa menyalin dan menyinkronkan data antar server dengan cepat, efisien, dan aman tanpa repot konfigurasi rumit.

Dalam panduan ini, Anda akan mempelajari:

  • Apa itu rsync dan bagaimana cara kerjanya.
  • Cara menginstal dan menggunakan rsync di Rocky Linux.
  • Panduan backup antar server langkah demi langkah.
  • Tips penting agar proses backup lebih aman dan otomatis.

Apa Itu rsync?

rsync (Remote Sync) adalah utilitas Linux untuk menyalin file dan folder antar lokasi — baik di mesin lokal maupun server jarak jauh (remote server). Kelebihan utama rsync dibanding metode salin biasa seperti scp atau cp adalah:

  • Hanya mentransfer perubahan (delta transfer): artinya lebih cepat dan hemat bandwidth.
  • Mendukung kompresi dan enkripsi: aman untuk transfer jarak jauh.
  • Dapat digunakan untuk sinkronisasi otomatis: cocok untuk backup rutin antar server.

Langkah-Langkah Menggunakan rsync untuk Backup Antar Server di Rocky Linux

1. Instalasi rsync

Biasanya rsync sudah terinstal secara default di Rocky Linux. Namun jika belum, jalankan:

sudo dnf install rsync -y

Periksa apakah sudah terpasang:

rsync --version

2. Tes Koneksi Antar Server

Pastikan kedua server (misalnya Server A dan Server B) bisa saling terhubung melalui SSH.
Coba jalankan:

ssh user@ip-server-tujuan

Jika berhasil masuk tanpa error, berarti koneksi sudah siap.

Tips: Gunakan SSH key authentication agar tidak perlu mengetik password setiap kali backup dilakukan.


3. Backup Data Menggunakan rsync

Sintaks dasar rsync untuk backup antar server adalah:

rsync -avz /path/sumber/ user@ip-server-tujuan:/path/tujuan/

Penjelasan parameter:

  • -aArchive mode, mempertahankan struktur dan izin file.
  • -vVerbose, menampilkan proses di terminal.
  • -zCompress, mempercepat transfer data.

Contoh:
Backup folder /var/www/html dari Server A ke Server B:

rsync -avz /var/www/html/ user@192.168.1.10:/backup/html/

4. Backup dengan Otentikasi SSH Key (Tanpa Password)

Agar proses backup otomatis tanpa input password, buat SSH key pair:

ssh-keygen

Kemudian kirimkan public key ke server tujuan:

ssh-copy-id user@ip-server-tujuan

Setelah itu, Anda bisa menjalankan rsync tanpa perlu memasukkan password lagi — cocok untuk cron job otomatis.


5. Menjadwalkan Backup Otomatis dengan Cron

Anda dapat mengatur backup agar berjalan otomatis setiap hari atau setiap minggu menggunakan cron.
Edit crontab:

crontab -e

Tambahkan baris berikut (misalnya backup tiap jam 2 pagi):

0 2 * * * rsync -avz /var/www/html/ user@192.168.1.10:/backup/html/ >> /var/log/rsync-backup.log 2>&1

Dengan begitu, server akan melakukan backup rutin secara otomatis dan mencatat log hasilnya.


6. Mengecualikan File Tertentu dari Backup

Jika ada file yang tidak ingin disertakan dalam backup (misalnya cache atau log), gunakan opsi --exclude.

Contoh:

rsync -avz --exclude 'cache/' --exclude '*.log' /var/www/html/ user@192.168.1.10:/backup/html/

7. Menguji Hasil Backup

Setelah proses selesai, periksa di server tujuan apakah file dan folder sudah tersalin dengan benar:

ls -lah /backup/html/

Pastikan struktur folder sama seperti di server asal.


Dengan memahami langkah-langkah di atas, kini Anda telah memiliki sistem backup antar server yang cepat, aman, dan efisien menggunakan rsync.
Tidak perlu lagi khawatir kehilangan data karena setiap perubahan otomatis tersinkronisasi ke server cadangan.

Ingin meningkatkan keamanan backup Anda?
Baca juga: [Mengkonfigurasi SELinux di Rocky Linux: Menerapkan Kebijakan Keamanan]

WhatsAppTelegramFacebookXThreadsCopy Link