
Daftar Isi
Pernah merasa bingung saat harus menyimpan atau berbagi Docker image antar tim? Anda tidak sendiri. Banyak pengguna baru Docker kebingungan saat harus mengatur tempat penyimpanan image—apakah harus di Docker Hub atau membuat Private Registry sendiri.
Masalah seperti “image tidak ditemukan”, “akses ditolak”, atau “upload gagal” sering muncul karena salah memahami cara kerja Docker Registry. Padahal, menguasai konsep ini sangat penting untuk workflow yang efisien dan aman—baik untuk pengembangan pribadi maupun dalam lingkungan perusahaan.
Dalam artikel ini, Anda akan belajar:
- Apa itu Docker Registry dan bagaimana cara kerjanya.
- Perbedaan antara Docker Hub dan Private Registry.
- Langkah-langkah mengupload (push) dan mendownload (pull) image.
- Cara membangun Private Docker Registry di server Anda sendiri.
Apa Itu Docker Registry?
Docker Registry adalah tempat penyimpanan (repository) untuk semua Docker image yang Anda buat.
Analoginya seperti Google Drive, tapi khusus untuk container. Di sinilah image Anda disimpan, dibagikan, dan diambil untuk dijalankan di mana pun.
Ada dua jenis utama:
- Docker Hub – layanan publik bawaan dari Docker, mudah digunakan dan gratis dengan batasan tertentu.
- Private Registry – registry pribadi yang Anda kelola sendiri di server lokal atau cloud, lebih aman dan fleksibel.
1. Menggunakan Docker Hub
A. Login ke Docker Hub
Sebelum mengupload image, login terlebih dahulu:
docker loginMasukkan username dan password akun Docker Hub Anda.
B. Menandai (Tag) Image
Image lokal harus ditandai agar sesuai dengan format repository Docker Hub:
docker tag nama_image username/nama_image:tagContoh:
docker tag myapp:latest ezice/myapp:v1C. Mengupload (Push) Image
Kirim image ke Docker Hub dengan perintah:
docker push username/nama_image:tagJika berhasil, image Anda akan muncul di akun Docker Hub dan bisa diakses dari mana saja.
D. Mengunduh (Pull) Image
Untuk mengunduh image dari Docker Hub:
docker pull username/nama_image:tag2. Membuat dan Menggunakan Private Docker Registry
Terkadang, Anda tidak ingin image disimpan di layanan publik karena alasan keamanan atau kebijakan perusahaan. Solusinya: membangun Private Registry sendiri.
A. Menjalankan Container Registry
Docker sudah menyediakan image resmi untuk registry pribadi:
docker run -d -p 5000:5000 --name registry registry:2Perintah di atas menjalankan registry lokal di port 5000.
B. Menandai dan Mengupload ke Private Registry
Tag image Anda agar mengarah ke alamat registry lokal:
docker tag myapp:latest localhost:5000/myapp:v1
docker push localhost:5000/myapp:v1Image tersebut kini tersimpan di registry Anda sendiri.
C. Mengambil (Pull) Image dari Private Registry
Untuk mengambil kembali image tersebut:
docker pull localhost:5000/myapp:v1D. Mengakses dari Server Lain
Jika ingin diakses dari komputer lain dalam jaringan, ubah localhost menjadi alamat IP server registry Anda. Misalnya:
docker pull 192.168.1.10:5000/myapp:v1E. Mengamankan Private Registry (Opsional)
Agar tidak sembarang orang bisa mengakses registry Anda, aktifkan autentikasi dan HTTPS.
Gunakan nginx reverse proxy dengan sertifikat SSL (misalnya dari Let’s Encrypt) agar akses lebih aman.
3. Tips Praktis Saat Menggunakan Docker Registry
- Gunakan tag versi (misal
v1,v2) untuk menghindari kebingungan antara image lama dan baru. - Rutin lakukan pembersihan image lama di registry agar ruang penyimpanan tidak cepat habis.
- Jika bekerja dalam tim, buat aturan standar penamaan image agar konsisten.
- Gunakan Docker Compose atau CI/CD pipeline (misalnya GitLab CI atau Jenkins) untuk otomatisasi push/pull image.
Anda sudah memahami bagaimana cara kerja Docker Registry, baik yang publik seperti Docker Hub maupun Private Registry yang bisa Anda bangun sendiri. Dengan pengaturan yang tepat, proses deployment dan kolaborasi tim akan menjadi jauh lebih cepat dan aman.
Ingin melangkah lebih jauh?
Baca juga: [Membangun CI/CD Pipeline dengan Docker dan GitLab Runner].
