
Daftar Isi
Pernahkah Anda merasa lelah harus melakukan konfigurasi server satu per satu? Misalnya meng-update paket, mengubah konfigurasi, atau men-deploy aplikasi ke banyak server secara manual — tentu memakan waktu dan rawan kesalahan.
Banyak administrator sistem dan DevOps pemula menghadapi masalah yang sama: bagaimana cara mengotomatisasi tugas berulang di banyak server sekaligus tanpa repot login ke setiap mesin?
Jawabannya adalah Ansible.
Dengan Ansible, Anda bisa mengontrol puluhan bahkan ratusan server hanya dengan satu perintah dari satu mesin pusat (control node).
Dalam artikel ini, Anda akan mempelajari:
- Apa itu Ansible dan bagaimana cara kerjanya.
- Cara instalasi dan konfigurasi awal.
- Langkah-langkah mengatur inventory dan playbook.
- Panduan menjalankan tugas otomatis di banyak server.
- Tips praktis agar proses otomasi berjalan lancar.
Apa Itu Ansible dan Mengapa Penting?
Ansible adalah automation tool berbasis open source yang digunakan untuk mengotomatisasi konfigurasi, deployment, dan manajemen sistem.
Kelebihan utama Ansible adalah:
- Tidak memerlukan agen (agentless) — cukup koneksi SSH.
- Menggunakan file berbasis YAML yang mudah dibaca manusia.
- Skalabel — bisa digunakan dari 2 hingga 2000 server.
1. Instalasi Ansible di Control Node
Langkah pertama adalah menginstal Ansible di server utama yang akan mengontrol node lain (control node).
Contoh instalasi di Rocky Linux / CentOS / RHEL:
sudo dnf install epel-release -y
sudo dnf install ansible -yVerifikasi versi:
ansible --versionJika Anda menggunakan Ubuntu/Debian, gunakan:
sudo apt update
sudo apt install ansible -y2. Mengatur Inventori Server
Ansible bekerja dengan konsep inventory, yaitu daftar server yang akan dikelola.
Edit atau buat file inventory di:
sudo nano /etc/ansible/hostsTambahkan daftar server seperti ini:
[webserver]
192.168.1.10
192.168.1.11
[database]
192.168.1.20Anda bisa mengelompokkan server sesuai fungsi (misal: webserver, database, monitoring).
Coba tes koneksi:
ansible all -m pingJika muncul pong, berarti koneksi SSH berhasil dan Ansible siap digunakan.
3. Membuat Playbook Ansible
Playbook adalah inti dari otomasi Ansible — file YAML yang berisi serangkaian tugas yang dijalankan secara otomatis.
Buat file update.yml:
nano update.ymlIsi dengan contoh playbook sederhana:
---
- name: Update semua server
hosts: all
become: yes
tasks:
- name: Update paket
ansible.builtin.yum:
name: "*"
state: latestJalankan playbook:
ansible-playbook update.ymlHasilnya, semua server di inventory akan diperbarui secara otomatis tanpa Anda harus login satu per satu.
4. Menjalankan Otomasi Multi-Server
Berikut beberapa contoh perintah Ansible yang sering digunakan:
- Menjalankan perintah di semua server:
ansible all -a "uptime"- Menjalankan tugas pada grup tertentu:
ansible webserver -m shell -a "systemctl restart nginx"- Men-deploy file konfigurasi:
ansible all -m copy -a "src=/home/user/nginx.conf dest=/etc/nginx/nginx.conf"Dengan satu perintah, Anda dapat mengubah konfigurasi pada semua server yang terdaftar — cepat, konsisten, dan tanpa kesalahan manual.
5. Tips Penting Agar Tidak Gagal
- Gunakan SSH Key Authentication agar tidak perlu mengetik password berulang.
- Uji coba playbook di 1–2 server dulu sebelum menjalankan ke seluruh node.
- Gunakan tag dalam playbook untuk menjalankan bagian tertentu:
ansible-playbook update.yml --tags "update"- Gunakan mode check:
ansible-playbook update.yml --checkMode ini mensimulasikan perubahan tanpa benar-benar mengeksekusinya — sangat aman untuk uji coba.
Sekarang Anda sudah memahami dasar Ansible untuk otomasi multi-server — mulai dari instalasi, pembuatan inventory, hingga menjalankan playbook.
Dengan alat ini, Anda bisa menghemat waktu berjam-jam setiap minggu dan memastikan semua server tetap konsisten serta mudah dikelola.
Ingin belajar lebih dalam?
👉Baca juga: Menggunakan for, while, dan until loop di Bash untuk memperdalam otomasi di sisi skrip.
