
Daftar Isi
Anda sudah menjalankan beberapa container Docker penting — mungkin untuk aplikasi web, database, atau proyek pribadi — lalu tiba-tiba sistem crash. Semua data dan konfigurasi hilang begitu saja. Menakutkan, bukan?
Banyak pengguna baru Docker sering mengalami hal ini karena belum memahami cara melakukan backup dan restore container dengan benar. Mereka bingung: “Apakah saya harus membackup image-nya saja?” atau “Bagaimana kalau datanya ada di volume?”
Tenang, Anda tidak sendirian. Artikel ini hadir sebagai panduan langkah demi langkah agar Anda bisa dengan mudah melakukan backup dan restore container Docker tanpa kehilangan data penting. Anda akan belajar:
- Cara backup container dan datanya dengan aman.
- Cara restore container dari hasil backup.
- Tips agar proses backup bisa diotomatisasi.
Apa Itu Backup dan Restore di Docker?
Sebelum masuk ke teknis, pahami dulu konsep dasarnya.
- Backup berarti menyimpan salinan container, image, atau data agar bisa digunakan kembali nanti.
- Restore adalah proses mengembalikan data tersebut ke keadaan semula, baik di sistem yang sama maupun di server lain.
Dalam Docker, ada dua komponen utama yang perlu diperhatikan:
- Image dan konfigurasi container.
- Data yang disimpan di volume atau bind mount.
Langkah-Langkah Backup dan Restore Container Docker
1. Backup Container Docker
Untuk melakukan backup container, Anda bisa menggunakan perintah docker export atau docker commit.
A. Menggunakan docker export
Perintah ini menyimpan seluruh isi container dalam bentuk file .tar.
docker export nama_container > backup_container.tarKelebihan: ringan dan cepat.
Kekurangan: konfigurasi seperti environment variable atau port mapping tidak ikut terbackup.
B. Menggunakan docker commit
Jika Anda ingin menyimpan container sebagai image baru, gunakan perintah berikut:
docker commit nama_container backup_image:v1
docker save -o backup_image.tar backup_image:v1Dengan cara ini, Anda menyimpan state container sebagai image, sehingga lebih mudah untuk di-restore di mesin lain.
2. Backup Data Volume Docker
Sebagian besar data penting (misalnya file database) biasanya disimpan di volume. Jadi jangan lupa backup-nya juga.
Langkahnya:
A. Temukan nama volume:
docker volume lsB. Gunakan container sementara (misalnya busybox) untuk membuat arsip volume:
docker run --rm -v nama_volume:/data -v $(pwd):/backup busybox tar cvf /backup/volume_backup.tar /dataSekarang, file volume_backup.tar tersimpan di direktori kerja Anda.
3. Restore Container dari Backup
A. Restore dari docker export
Untuk mengembalikan container dari file .tar hasil export:
cat backup_container.tar | docker import - nama_container_restore:latestLalu jalankan kembali:
docker run -d --name nama_container_restore nama_container_restore:latestB. Restore dari Image .tar
Jika Anda menggunakan metode docker commit:
docker load -i backup_image.tarKemudian jalankan:
docker run -d --name container_baru backup_image:v14. Restore Data Volume
Gunakan cara mirip seperti saat backup, tapi arahkan ke volume yang ingin Anda pulihkan.
docker run --rm -v nama_volume:/data -v $(pwd):/backup busybox tar xvf /backup/volume_backup.tar -C /Selesai! Volume Anda kembali seperti semula.
5. Tips Tambahan agar Backup Lebih Aman
- Simpan file backup di direktori eksternal atau cloud storage (misalnya S3, Google Drive).
- Gunakan cron job untuk melakukan backup otomatis setiap hari.
- Catat versi image dan container agar restore lebih mudah.
- Uji hasil backup Anda secara berkala untuk memastikan validitas data.
Kini Anda telah memahami cara backup dan restore container Docker dengan aman, mulai dari image, container, hingga volume datanya. Dengan langkah-langkah di atas, Anda tak perlu lagi khawatir kehilangan konfigurasi penting atau data berharga.
Ingin melangkah lebih jauh?
Baca juga: [Mengelola Volume di Docker: Panduan Lengkap untuk Pemula]
