Press ESC to close

Memahami Load Average di Linux

WhatsAppTelegramFacebookXThreadsCopy Link

Pernahkah Anda membuka terminal dan melihat angka aneh seperti 0.32 0.47 0.51 di sebelah tulisan load average? Jika iya, Anda tidak sendirian. Banyak pengguna Linux pemula sering bingung — apa sebenarnya arti angka-angka ini? Apakah itu menunjukkan beban CPU, memori, atau bahkan tanda kalau sistem Anda sudah hampir “meledak”?

Tenang, Anda tidak perlu menebak lagi. Artikel ini akan membantu Anda memahami arti sebenarnya dari Load Average di Linux, bagaimana cara membacanya, serta bagaimana menggunakannya untuk menilai kesehatan sistem Anda.

Setelah membaca sampai akhir, Anda akan tahu:

  • Apa itu Load Average dan bagaimana cara kerjanya.
  • Cara membaca nilai load di terminal.
  • Bagaimana menilai apakah server Anda sibuk atau normal.
  • Tips agar tidak salah menafsirkan angka load.

Apa Itu Load Average di Linux?

Load Average adalah angka yang menunjukkan rata-rata jumlah proses (task) yang menunggu atau sedang dijalankan oleh CPU selama periode waktu tertentu.

Biasanya, Load Average ditampilkan dalam tiga angka, contohnya:

load average: 0.32, 0.47, 0.51

Artinya:

  • Angka pertama = rata-rata beban sistem dalam 1 menit terakhir.
  • Angka kedua = rata-rata beban sistem dalam 5 menit terakhir.
  • Angka ketiga = rata-rata beban sistem dalam 15 menit terakhir.

Semakin tinggi nilainya, semakin berat kerja sistem Anda.


Cara Melihat Load Average di Linux

Anda dapat melihat Load Average dengan berbagai cara, misalnya:

  • Menggunakan perintah uptime
uptime

Contoh Output:

14:55:22 up 3 days, 5:10, 2 users, load average: 0.32, 0.47, 0.51

Cara Membaca Load Average

Untuk menafsirkan angka Load Average, Anda perlu tahu jumlah core CPU di sistem Anda. Gunakan perintah berikut untuk mengeceknya:

nproc

Misalnya hasilnya 4, artinya sistem Anda punya 4 core CPU.

➡️ Aturan sederhananya:

  • Jika load average = jumlah core (misal 4 pada CPU 4 core), maka CPU sedang bekerja penuh 100%.
  • Jika lebih besar dari jumlah core, sistem sedang overload (terlalu banyak proses antre).
  • Jika lebih kecil, berarti sistem masih santai.

Contoh:

  • Load Average = 2.0 pada CPU 4 core → sistem bekerja 50%.
  • Load Average = 6.0 pada CPU 4 core → sistem terlalu sibuk.

Load Average ≠ CPU Usage

Kesalahan umum pemula adalah mengira Load Average sama dengan CPU Usage. Padahal, keduanya berbeda.

  • CPU Usage = seberapa sibuk CPU digunakan (dalam persen).
  • Load Average = berapa banyak proses yang sedang menunggu giliran atau dikerjakan oleh CPU.

Artinya, Load Average bisa tinggi meskipun CPU usage rendah — misalnya, jika banyak proses menunggu I/O dari disk.


Tips Memahami dan Mengoptimalkan Load Average

  1. Ketahui beban normal sistem Anda.
    Setiap server punya “pola” beban berbeda. Load 2.0 bisa normal untuk satu sistem tapi berat untuk sistem lain.
  2. Gunakan htop untuk melihat proses berat.
    Jalankan htop untuk melihat proses mana yang paling banyak menggunakan CPU, memori, atau I/O.
  3. Periksa I/O dan memori.
    Gunakan perintah:
    iostat -x 1 free -h
    Ini membantu Anda memastikan apakah beban tinggi disebabkan CPU, disk, atau RAM.
  4. Pastikan aplikasi tidak berjalan berlebihan.
    Misalnya, cron job atau proses background yang tidak penting

Sekarang Anda sudah memahami konsep Load Average — mulai dari artinya, cara membacanya, hingga bagaimana menilai apakah sistem Anda sedang sibuk atau normal.

Dengan pemahaman ini, Anda tidak perlu lagi panik setiap kali melihat angka load average tinggi di terminal. Anda tahu cara mengecek penyebabnya dan langkah awal untuk menanganinya.

👉 Baca juga: [Memantau Kinerja Sistem Linux dengan htop dan iostat]

WhatsAppTelegramFacebookXThreadsCopy Link