
Daftar Isi
Anda merasa bingung bagaimana cara mengelola container di Docker tanpa bergantung pada antarmuka grafis? Banyak pengguna baru Docker yang awalnya nyaman menggunakan Docker Desktop, tetapi mulai kewalahan ketika diminta bekerja sepenuhnya lewat command line.
Padahal, menggunakan Docker CLI (Command Line Interface) justru bisa memberi Anda kendali penuh atas container, image, dan jaringan — dengan kecepatan dan efisiensi yang jauh lebih tinggi. Masalahnya, banyak pemula tidak tahu harus mulai dari mana: perintah apa yang digunakan? Bagaimana cara menjalankan, menghentikan, atau menghapus container dengan aman?
Tenang saja. Artikel ini hadir sebagai panduan lengkap dan mudah dipahami bagi Anda yang ingin menguasai pengelolaan container menggunakan Docker CLI.
Anda akan belajar:
- Dasar perintah Docker CLI dan fungsinya.
- Cara membuat, menjalankan, menghentikan, serta menghapus container.
- Tips praktis untuk memantau dan mengatur resource container.
Apa Itu Docker CLI?
Docker CLI (Command Line Interface) adalah alat utama untuk berinteraksi dengan Docker menggunakan terminal atau command prompt. Semua yang bisa dilakukan di Docker Desktop sebenarnya bisa dijalankan lewat CLI — mulai dari membangun image, menjalankan container, hingga memantau statusnya.
Keunggulannya?
- Lebih cepat dan efisien untuk manajemen server.
- Otomatisasi mudah lewat skrip.
- Kontrol penuh terhadap semua aspek container.
Langkah-Langkah Mengelola Container dengan Docker CLI
1. Menampilkan Daftar Container
Untuk melihat semua container yang sedang berjalan:
docker psJika Anda ingin menampilkan semua container (termasuk yang sudah berhenti):
docker ps -aPerintah ini membantu Anda mengetahui container mana yang aktif dan statusnya.
2. Menjalankan Container Baru
Misalnya, Anda ingin menjalankan image nginx di latar belakang:
docker run -d --name webserver nginxPenjelasan:
-d→ Menjalankan container di background.--name→ Memberi nama pada container (opsional tapi sangat disarankan).
Untuk memastikan container berjalan, jalankan:
docker ps3. Menghentikan dan Menjalankan Ulang Container
Untuk menghentikan container:
docker stop webserverUntuk menjalankannya kembali:
docker start webserverDan jika ingin langsung mengakses terminal container (interaktif):
docker exec -it webserver /bin/bash(-it artinya Anda masuk langsung ke dalam container seperti terminal biasa.)
4. Menghapus Container
Setelah container tidak dibutuhkan lagi, Anda bisa menghapusnya:
docker rm webserverJika ingin menghapus semua container yang berhenti sekaligus:
docker container prune⚠️ Peringatan: Gunakan dengan hati-hati! Semua container berhenti akan terhapus permanen.
5. Melihat Log dan Detail Container
Untuk melihat log dari container:
docker logs webserverAtau untuk memeriksa detail teknis container (termasuk IP dan konfigurasi):
docker inspect webserverAnda juga bisa memantau penggunaan sumber daya:
docker stats6. Membuat Alias dan Otomatisasi (Opsional)
Jika Anda sering menjalankan perintah yang sama, buat alias di .bashrc atau .zshrc, contohnya:
alias dps='docker ps -a'
alias drm='docker rm -f'
alias dstop='docker stop $(docker ps -q)'Dengan begitu, Anda bisa mengelola container dengan lebih cepat tanpa mengetik panjang.
Anda sudah memahami dasar pengelolaan container dengan Docker CLI — mulai dari membuat, menghentikan, hingga menghapus container dengan aman. CLI bukan sekadar alat alternatif, melainkan pondasi utama dalam penguasaan Docker yang sebenarnya.
Jika Anda ingin melangkah lebih jauh,
baca juga artikel kami berikutnya: “Membangun dan Mengelola Docker Image Secara Efisien.”
