
Daftar Isi
Bayangkan Anda sudah membuat website dengan desain menarik dan fitur canggih, tetapi saat dicari di Google… tidak muncul sama sekali. Padahal, Anda ingin website tersebut ditemukan, dikunjungi, bahkan menghasilkan trafik organik. Salah satu penyebab utamanya adalah strategi rendering yang tidak tepat, terutama jika menggunakan framework seperti Nuxt.
Banyak developer pemula bingung memilih antara SSG, SSR, atau ISR. Salah pilih mode rendering bisa membuat website lambat, sulit terindeks Google, atau membebani server. Jangan khawatir—artikel ini hadir sebagai panduan lengkap untuk memahami ketiga mode tersebut dan bagaimana menggunakannya secara optimal untuk SEO.
Dalam artikel ini, Anda akan mempelajari:
- Perbedaan SSG, SSR, dan ISR di Nuxt
- Kapan harus menggunakan masing-masing mode
- Dampaknya terhadap performa dan SEO
- Strategi praktis memilih rendering terbaik untuk proyek Anda
Apa Itu Rendering di Nuxt dan Kenapa Penting untuk SEO?
Rendering adalah cara Nuxt menghasilkan halaman website untuk pengguna dan mesin pencari. Pilihan rendering menentukan:
- Kecepatan website
- Kemampuan Google mengindeks konten
- Beban server dan skalabilitas
Nuxt menyediakan tiga mode populer: SSG (Static Site Generation), SSR (Server-Side Rendering), dan ISR (Incremental Static Regeneration).
Perbandingan SSG, SSR, ISR untuk SEO
| Mode | Kecepatan | Dinamis | SEO | Cocok Untuk |
|---|---|---|---|---|
| SSG | ⭐⭐⭐⭐ | ❌ Tidak | ⭐⭐⭐⭐ | Konten statis |
| SSR | ⭐⭐ | ✅ Ya | ⭐⭐⭐⭐ | Konten real-time |
| ISR | ⭐⭐⭐ | ✅ Terjadwal | ⭐⭐⭐⭐ | Konten rutin update |
1. SSG (Static Site Generation) – Cocok untuk Konten Statis & Cepat
SSG membangun halaman sekali saat proses build, kemudian disajikan sebagai file HTML statis.
Kelebihan:
- Sangat cepat 🚀
- Beban server hampir nol
- Ramah SEO karena konten siap dibaca crawler
Contoh penggunaan SSG:
- Landing page
- Blog dengan update jarang
- Dokumentasi
Aktivasi di Nuxt (nuxt.config.ts):
export default defineNuxtConfig({
ssr: false,
target: 'static'
})2. SSR (Server-Side Rendering) – Dinamis & SEO Friendly
SSR merender halaman setiap kali request masuk, langsung dari server.
Kelebihan:
- Konten selalu up-to-date
- Google mendapatkan HTML lengkap
- Bagus untuk website berbasis login atau data real-time
Contoh penggunaan SSR:
- Dashboard pengguna
- Situs e-commerce
- Portal berita real-time
Aktivasi di Nuxt:
export default defineNuxtConfig({
ssr: true
})3. ISR (Incremental Static Regeneration) – Kombinasi SSG + SSR
ISR adalah strategi campuran: halaman dibangun statis (seperti SSG), tetapi diperbarui otomatis setelah interval tertentu—tanpa rebuild penuh.
Kelebihan:
- Cepat seperti SSG
- Dinamis seperti SSR
- Efisien untuk SEO dan performa
Contoh penggunaan ISR:
- Blog dengan update rutin
- Halaman produk dengan stok berubah
- Situs berita ringan
Contoh setup (Nuxt + Nitro + ISR Cache):
export default defineNuxtConfig({
nitro: {
preset: 'vercel'
}
})Strategi Memilih Mode Terbaik untuk Proyek Anda
| Kondisi Proyek | Rekomendasi |
|---|---|
| Halaman statis (Profil, Landing) | SSG |
| Data real-time atau personalisasi | SSR |
| Blog/Produk update harian | ISR |
Tips Penting:
- Gunakan ISR untuk performa dan SEO seimbang
- Jangan gunakan SSR untuk seluruh halaman jika tidak perlu
- SSG sangat cocok untuk website portfolio atau dokumentasi
Anda sudah memahami perbedaan SSG, SSR, dan ISR dalam Nuxt serta dampaknya terhadap SEO. Dengan memilih render mode yang tepat, Anda tidak hanya mempercepat website, tetapi juga meningkatkan peluang masuk halaman pertama Google.
Ingin lanjut mengoptimalkan performa Nuxt?
Baca juga: Cara Menggunakan Lazy Loading dan Code Splitting di Nuxt untuk Performa Maksimal
